Demi Waktu Yang Hilang Karena Engkau Terus Menjadi Karyawan

Surah Al-‘Ashri diwahyukan kepada Nabi Muhammad di Mekkah belasan abad yang lalu. Dalam Al-Qur’an surah ini masuk dalam surah bernomer 103, dari total 114 surah.
Disini saya ingin memberikan makna yang saya inginkan sendiri untuk surah ini. Suka-suka saya. Saya ingin menafsirkannya dari sudut pandang wirausaha.

(1) Wal’ashri
(Demi Masa)
demi waktu matahari terbenam, demi waktu ashar. ketika banyak bisnis dan usaha memasuki era sunset, atau matahari terbenam, ketika jenis usaha menjadi kadaluwarsa dan tidak lagi laku dijual dan demi usia manusia yang menua ketika ia masih terus menjadi karyawan, lalu pensiun dalam keadaan melarat dan sekarat.


(2) innal insana la fi khusrin
(Sungguh manusia berada dalam kerugian)
sesungguhnya manusia itu dalam kerugian jika terus menjadi karyawan dan tidak mau pindah kuadran menjadi wirausahawan. Mereka-mereka yang masuk dalam kerugian adalah mereka-mereka yang terus menerus menjadi karyawan atau pegawai seumur hidupnya, baik pegawai swasta maupun negeri. Dalam masa kerjanya mereka pagi siang malam banting tulang banting otak memperkaya orang lain yaitu tuan pemilik usaha itu, sedang mereka menjadi kafir, mengkufuri dan mengingkari bahwa rezeki itu maha luas dari Tuhan, tetapi mereka memilih menjadi musyrik karena menjadikan tuan pemilik usaha itu menjadi Tuhan mereka yang menjatah dan menentukan gaji mereka tiap bulan. Setelah pensiun mereka malah tidak bisa kemana-mana karena tidak ada uang lagi sedangkan uang pensiun hanya cukup buat beli beras, tempe dan ikan asin, mereka tidak bisa apa-apa lagi karena mereka hanya bisa bekerja sebagai karyawan, sedangkan ketika pensiun mereka sadar bahwa dunia sekeliling mereka sudah berubah.

(3) illalladzina amanu wa ‘amilusshalihat
(kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan,
Yaitu mereja yang yakin dengan rezeki Tuhan yang mahaluas di bumi, dan beramal saleh (mau menjadi wirausahawan), dan tidak menggantungkan rezekinya kepada manusia lain. Mereka-mereka yang tidak memilih menjadi karyawan swasta maupun negeri, tetapi mereka yang memilih berdagang, membuka birojasa, membuka warnet dan game online, berjualan koran dan majalah, membuka tambal ban, bengkel, serta membuka usaha warung kopi dan warung nasi. Orang-orang seperti inilah yang benar-benar beriman, yakin dan percaya kalau rezeki Tuhan itu maha luas, dan mengingkari serta menjauhi gaji yang dijatah tiap bulan oleh manusia lain.

wa tawashaw bil haq
serta saling menasihati untuk kebenaran
yaitu dengan jalan berinvestasi dalam wirausaha yang tepat waktu dan tepat lokasi, serta menganjurkan orang lain untuk berwirausaha yang jujur, benar, dan tidak merugikan konsumen.

wa tawashaw bishshabr.
(dan saling menaehati untuk kesabaran)
Yaitu mereka yang berwirausaha dengan cara berinvestasi dengan penuh kesabaran dan keuletan dalam wirausahanya, tidak buru-buru ingin mendapatkan untung cepat.

sumber: http://wisedan.wordpress.com/



Share

0 komentar:

Posting Komentar